
Teologi Penderitaan: Makna dan Implikasi Frasa "Mengutuki Hari Kelahirannya" dalam Ayub 3:1
Penderitaan memengaruhi respons iman seseorang secara beragam: ada yang menerimanya dan semakin beriman, namun ada pula yang kehilangan iman. Ayub, seorang tokoh Alkitab yang dikenal beriman, menghadapi penderitaan mendalam yang memunculkan pertanyaan teologis. Penelitian ini bertujuan merumuskan teori teologi penderitaan berdasarkan makna frasa "mengutuki hari kelahirannya" dalam Ayub 3:1. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan Ayub mengutuki hari kelahirannya bukanlah penolakan literal terhadap eksistensi atau penghujatan kepada Allah, melainkan ekspresi puitis yang tulus atas penderitaannya. Dalam perspektif teologis, Ayub mengajarkan bahwa pergumulan iman tidak bertentangan dengan pengakuan terhadap keagungan Allah. Ekspresi penderitaan yang jujur justru dapat menjadi bagian dari perjalanan spiritual seseorang. Kajian ini merumuskan tiga implikasi teologis utama: pertama, Allah mengakui kejujuran ekspresi manusia dalam penderitaan; kedua, terdapat perbedaan mendasar antara ratapan dan penghujatan; dan ketiga, kesadaran akan kedaulatan Allah menjadi fondasi iman dalam menghadapi penderitaan. Implikasi ini membentuk kerangka teologis yang komprehensif dan seimbang untuk memahami serta merespons penderitaan dalam perspektif iman.
Kata Kunci: Ayub 3:1, Kelahiran, Kutukan, Penderitaan.
0 Komentar