Panggilan Bukan Sekedar Pilihan (Calling: More Than Just A Choice)

Yeremia 29:11

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."

Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah, setiap kita perlu menemukan makna dan tujuan untuk apa kita diciptakan. Khususnya, dalam konteks mahasiswa teologi, seringkali timbul begitu banyak pertanyaan yang mungkin mencoba untuk membunuh atau mengintimidasi pikirian kita. Dengan pertanyaan; “Apakah Tuhan benar-benar memanggil saya?” dan untuk apa saya diciptakan untuk kehidupan yang fana ini, atau juga “Apa yang Tuhan inginkan dalam hidup saya?” Dimana dengan banyaknya kegiatan kampus, tugas, dan diskusi teologis yang mendalam, dan seringkali kita menganggapnya bukan sebagai suatu kehormatan yang Allah percayakan. Namun alih-alih kita menganggapnya sebagai suatu beban, seakan semuanya terasa berat.

Namun kita di ingatkan untuk memahami bahwasannya panggilan bukan berbicara mengenai menemukan pekerjaan yang sempurna atau memiliki posisi pelayanan dan jabatan tertentu. Melainkan memahami rancanganNya yang besar dan yang telah ditetapkannya kepada kita, dari tujuan yang teramat besar dari apa yang tidak pernah kita bayangkan.

Bagaikan seorang pemahat patung yang sedang mengerjakan karya seninya yang mana dibuat dari sebongkah sebongkah batu. Bagi orang yang melihat dari luar, mungkin tidak akan terlihat bentuk apapun di awal. Namun, pematung itu melihat potensi dari batu yang sedang dikerjakannya. Dia menghancurkan, memotong, memahat, dan menghaluskan batu dengan sangat hati-hati dan ketelitian. Setiap pukulan pahat terasa menyakitkan bagi batu, tetapi itu merupakan bagian dari proses untuk menghasilkan karya seni patung yang indah.

Demikian jugalah dengan panggilan dan tujuan hidup setiap kita. Seringkali, prosesnya menyakitkan dan tidak mengenakkan, atau juga tidak jelas arahnya akan kemana. Dengan kata lain, kita menghadapi tantangan akademis, keraguan akan kemampuan diri, atau bahkan kekhawatiran mengenai masa depan. Namun, layaknya sebongkah batu di tangan pemahat yang jelas, Tuhan sedang memahat hidupmu dengan kasih dan tujuan yang pasti. Dia melihat setiap potensi kita, dan setiap proses dalam hidup kita adalah bagian dari karya seniNya yang sedang dibentuk untuk menjadi sebuah karya indah pada waktunya.

Dalam tekanan, persoalan, bahkan hal-hal suram yang kita pikirkan. Ketahuilah, bahwa Allah yang imanen dan transeden bekerja dibalik layar untuk menolong masa pembentukan yang sedang Ia kerjakan, bagi setiap masadepan kita. Teruslah berjuang dalam mengerjakan panggilanmu dan tujuan Allah yang telah direncanakan dan dipercayakan kepadamu. Dia beserta dan Dia pula yang akan bekerja.