Kristus Telah Mati dan Hidup Kembali

Roma 14:9

Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

Kematian Kristus bukan hanya sebuah peristiwa bersejarah, namun sebuah pengorbanan yang mendalam dan bermakna. Dia memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan atas dosa-dosa kita. Roma 5:8 mengingatkan kita bahwa “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan hal ini, ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita.” Oleh karena itu, kematian-Nya bukan hanya sebuah tragedi, namun bagian dari rencana kasih Allah untuk memulihkan hubungan yang rusak dengan umat-Nya.

Namun, kisah Kristus tidak berakhir pada salib. Kebangkitan-Nya merupakan kemenangan akhir atas maut dan dosa. Roma 6:9 mengingatkan bahwa “sebab kita tahu, bahwa Kristus tidak akan mati, setelah Ia bangkit dari antara orang mati dan maut tidak lagi berkuasa atas Dia.” Dalam kebangkitan-Nya, Kristus menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa, dan hal ini menimbulkan klaim bahwa Dia adalah Tuhan atas kehidupan dan kematian.

Klaim bahwa Kristus adalah Tuhan atas orang mati menunjukkan otoritas-Nya atas kehidupan setelah kematian. Hal ini menenangkan hati orang yang berduka dan mengingatkan mereka bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kristus memegang otoritas sebagai Tuhan yang penuh kasih dan adil atas takdir roh-roh yang telah meninggalkan dunia ini.

Kristus juga memiliki otoritas sempurna atas makhluk hidup. Ini mencakup semua aspek kehidupan kita. Dalam setiap keputusan, pilihan dan tindakan, kita diingatkan bahwa Kristus adalah Tuhan yang membimbing dan mengarahkan kita. Menyadari Dia sebagai Tuhan, kita mengakui bahwa hidup ini adalah milik-Nya dan kita mempersembahkan segala sesuatu dihadapan-Nya.

Roma 14:9 tidak hanya menyajikan suatu ajaran teologis, namun juga membuat kita berpikir tentang implikasi pribadi dari kenyataan ini. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, yang mempunyai otoritas penuh atas kehidupan dan kematian kita. Mengakui Kristus sebagai Tuhan harus tercermin dalam nilai-nilai, prinsip-prinsip dan keputusan-keputusan kita sehari-hari.

Renungan terhadap Roma 14:9 membawa kita pada inti iman Kristen, kematian dan kebangkitan Kristus, yang memberikan Dia otoritas sebagai Allah. Ini bukan sekedar doktrin, namun kebenaran yang memiliki implikasi mendalam bagi kehidupan kita saat ini dan masa depan kita bersama-Nya.

Sebagai umat yang hidup di bawah otoritas Kristus, marilah kita berjalan dengan penuh keyakinan, mengikuti-Nya dalam setiap langkah hidup kita.