
Perjalanan Hidup
Bilangan 21:10-20
Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian merupakan kisah panjang yang penuh dengan tahap perjalanan, tantangan, dan pengalaman akan penyertaan Tuhan. Bilangan 21:10-20 mencatat bagaimana umat Allah tidak berjalan tanpa arah, sebab setiap tempat yang mereka lewati adalah tanda dari bimbingan Allah. Dari Obot hingga Pisga, perjalanan itu bukan hanya geografis, melainkan juga rohani, di mana menjadi sebuah proses iman yang ditempa di padang gurun agar umat belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Teks ini juga menyingkap memori liturgis yang kaya. Kutipan dari Kitab Perang-perang TUHAN menunjukkan bahwa sejarah Israel tidak hanya berbicara tentang pertempuran manusia, melainkan karya Allah yang hadir dalam sejarah nyata. Lebih jauh lagi, peristiwa di Beer, ketika Tuhan menyediakan air, memperlihatkan bahwa pemeliharaan-Nya tidak terbatas pada kebutuhan jasmani, melainkan juga menjadi tanda kasih setia yang dirayakan dalam nyanyian syukur. Air yang diberikan menjadi simbol kehidupan, dan pujian yang dinaikkan menjadi respons iman yang hidup.
Menarik bahwa penyediaan air di Beer bukan datang melalui satu tokoh saja, tetapi melalui keterlibatan para pemimpin bangsa. Hal ini memberi pesan penting bahwa penyertaan Tuhan sering kali bekerja melalui kebersamaan umat. Kehidupan iman tidak dijalani seorang diri, tetapi melalui komunitas yang bersama-sama menggali “sumur rohani”, yakni berdasarkan firman, doa, dan pelayanan. Seperti Israel yang bernyanyi dan bekerja bersama, kita pun dipanggil untuk membangun iman secara kolektif, karena kesetiaan Allah dinyatakan di tengah persekutuan umat-Nya.
Renungan ini menegaskan bahwa hidup kita serupa dengan perjalanan Israel, yakni penuh rintangan, kehausan, dan kelelahan, tetapi juga dipenuhi penyertaan Tuhan yang selalu membuka jalan. Karena itu, marilah kita belajar mengingat karya-Nya, merayakan kasih setia-Nya dengan pujian, dan menghidupi iman dalam kebersamaan. Tantangan hidup mungkin berat, tetapi rencana Tuhan selalu lebih besar daripada kelemahan kita. Setiap langkah dalam perjalanan hidup akan menjadi kesaksian bahwa Allah setia menyertai dari awal hingga akhir.
"Mengandalkan Tuhan dalam setiap proses kehidupan ialah kunci mengalami sukacita sejati dan damai sejahtera yang kekal"
0 Komentar